Masalah Pokok ,
Rencana-rencana dan Kebijaksanaan Pelaksanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia
Dalam
sejarah perkembangannya , Indonesia menetapkan pembangunan (ekonomi) secara
berkesinambungan baru sejak 1969 yaitu saat dimulainya Repelita yaitu dengan Repelita
I . Namun tidaka berarti bahwa sebelumnya tidak ada perencanaan pembangunan
(ekonomi) di Indonesia. Untuk itu rencana-rencana dan kebijaksanaan pelaksanaan
pembangunan ekonomi di Indonesia dikategorikan kedalam periode 1945-1965 dan
periode 1966 sampai sekarang.
Periode 1945-1965 dibagi menjadi beberapa periode yaitu :
a. Periode 1945-1950
Masalah-masalah
pokok ekonomi yang dihadapi Indonesia
pada saat itu merupakan masalah perekonomian pasca kolonial dan akibat perang ,
yang kemudian menjalar kemasalah-masalah sosial-politik bangsa Indonesia
sendiri. Pada periode ini kabinet berganti kurang lebih 13 kali. Pada bulan
November 1945 , Indonesia mendapatkan blockade laut oleh Belanda yang membuat
Indonesia tidak bisa mengekspor ataupun mengimpor barang-barang keperluannya.
Selain itu terjadinya infalasi karena Indonesia masih menggunakan uang buatan
jepang. Bukan hanya itu saja , Indonesian juga mengahadapi pengeluaran yang
cukup besar untuk militer karna untuk menghadapi agresi Belanda pada waktu itu.
Pada tahun
1946 Indonesia secara resmi menggunakan uang URI sebagai alat pembayaran yang
sah dan diedarkan di daerah Jawa dan Sumatra. Namun karena sukarnya perhubungan
, pemalsuan banyak dilakukan . Dengan demikian pembuatan uang URI tidaj hanya
dilakukan oleh pemerintah di Yogyakarta saja , tetapi beberapa pemegang kuasa
ditempat masing-masing terpaksa mengeluarkan juga URI sendiri.
Beberapa macam uang kertas cetakan yang diedarkan pada masa
itu:
-URI : Uang Republik
Indonesia
-URIPS : Uang Republik Provinsi
Sumatra
-URITA : Uang Republik
Indonesia Tapanuli
-URIPSU: Uang Republik Indonesia Provinsi Sumatra Utara
-URIBA : Uang Republik
Indonesia Baru
-URIDAB : Uang Republik Indonesia Daaerah Banten
Pada tanggal 1 Januari 1950 setelah penyerahan kedaulatan ,
Menteri Keuangan mengumumkan bahwa uang federal dalam seluruh daerah RIS
menjadi alat pembayaran sah yang nantinya akan ditukar dengan uang kertas URI.
b. Periode 1951-1955
Masalah pokok yang dihadapi Indonesia
dalam periode ini pada dasarmya tidak
jauh dari masalah yang ada pada periode sebelumnya. Masalah defisit yang
dihadapi pada periode sebelumnya ikut menjadi permasalahan dalam periode ini.
Dalam menanggapi masalah yang sulit ini , disusunlah Rencana Urgensi
Prekonomian yang diusulkan oleh Sumitro Djojohadikusumo dibawah kabinet Natsir.
Tujuan rencana itu adalah mendorong berkembangnya industry-industry kecil .
Sifat rencananya adalah jangka pendek (2 tahun).
Menghadapi masalah-masalah pokok pada
dasarnya yang diperlukan adalah mengendalikan jumlah uang yang beredar dan
sekaligus mengelola kecepatan peredarannya dengan mengimbanginya dengan
meningkatkan perdagangan dan produksi sehingga harga dapat dikendalikan.
c. Periode 1956-1960
Masalah-masalah
pokok yang dihadapi pada periode ini merupakan akibat dari
kebijaksanaan-kebijaksanaan periode sebelumnya. Bahkan kebijaksanaan dalam
bidang ekspor-impor ternayata menimbulkan masalah-masalah baru yang sifatnya
mengurang produksi, termasuk produksi barang primer. Sementara itu
kebijaksanaan anggaran yang deficit masih tetap dipertahankan , bahkan sebagai
akibat paertambahan jumlah uang yang beredar yang cukup besar pada periode
sebelumnya telah mendorong tingkat harga naik darastis. Situasi ini mendorong
naiknya biaya hidup.
Dalam menghadapi masalah-masalah ini , disusunlah Rencana
Pembangunan Lima Tahun I dibawah kabinet Djuanda . Selama masa 1956-1958
Indonesia mendapat berbagai kesuliatan sehingga mempengaruhi pelaksanaan RPLT ,
yaitu :
1. Faktor-faktor Ekonomi
2. Faktor-faktor Politik Dalam Negri
3. Faktor Administrasi
d. Periode 1961-1965
Masalah-masalah
pokok yang melanda perekonomia Indonesia adalah ketidaksetabilan dalam moneter,
pembiayaan , neraca pembayaran serta sektor produksi dan konsumsi. Dalam
periode ini perkembangan perekonomian Indonesia sangat dipengaruhi oleh
Manifesto Politik dan diarahkan oleh prinsip Demokrasi Terpimpin.
Yang ingin dicapai melalu Rencana Pembangunan Nasional
Semesta Berencana dikenal sebagai tiga program pokok yaitu :
a. mencukupi kebutuhan pokok rakyat khususnya pangan dan
sandang.
b. meningkatkan kewibawaan pemerintah
c. melanjutkan perlawanan terhadap kapitalisme dan
imperialisme serta pengembalian Irian Barat ke dalam Indonesia.
Periode 1966 sampai sekarang dibagi menjadi beberapa periode
yaitu :
e. Periode 1966-1968
Perkembangan
perekonomian Indonesia setelah peristiwa 30 September 1965 mengalami perubahan
drastis. Perubahan ini ternyata tidak hanya bidang ekonomi tetapi juga dalam
bidang politik yang semua tercantum dalam rangkaian Ketetapan-ketetapan MPRS tanggal
5 Juli 1966.
Kebijaksanaan
ekonomi yang tertuang dalam Ketetapan MPRS tersebut dengan jelas membedakan
antara program jangka pendek yang meliputi stabilisasi dah rehabilitasi , serta
jangka panjang yang meliputi program pembangunan.
f. Periode 1969/1970-1973/1974 (Repelita I)
Persoalan
pokok yang dihadapi dalam periode ini adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi
dengan tetap menjaga stabilitas ekonomi yang telah dicapai. Dalam lingkup ini
termasuk bagaimana meningkatkan pandapatan devisa , kemampuan untuk pembangunan
ekonomi , mengubah struktur perekonomian agar tidak tergantung pada sektor
pertanian , meningkatkan produksi nasional. Strategi dasar Repelita I diarahkan
pada pencapaian stabilitas nasional dan pertumbuhan ekonomi yang dititikberatkan
pada sektor pertanian dan industry yang menunjang sektor pertanian.
g. Periode 1974/1975-1978/1979 (Repelita II)
Pada awal
periode , pembicaraan tentang makna pembangunan mulai berubah menjadi pandangan
tentang pembangunan harus berwawasan keadilan . Selain menekankan pertumbuhan
ekonomi yang tinggi juga menekankan pada pentingnya pemerataan pembangunan.
Berdasarkan arah dan strategi pembangunan jangka panjang sebagaimana ditetapkan
GBHN dan demi terciptanya tujuan dari setiap pembangunan haruslah bertumpuan
pada Trilogi Pembangunan yang isinya :
- Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju pada
terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
- Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
- Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
h. Periode 1979/1980-1983/1984 (Repelita III)
Pada periode
ini mucul gajala monopoli di masyarakat . Akibat dari monopoli tersebut adalah
semakin meningkatnya masalah ekonomi biaya yang hanya merugikan konsumen.
Selain itu juga pengaruh kebijaksanaan devaluasi masih sangat mempengaruhi.
Untuk mengatasinya diberlakukanlah kebijaksanaan deregulasi perbankan yang
bertujuan mendorong bank-bank untuk mengerahkan dana dari masyarakat , sehingga
dapat mengurangi ketergantungan bank-bank pada bank sentral akan dana murah
dalam pemberian pinjaman.
I. Periode 1984/1985-1988/1989 (Repelita IV)
Usaha-usaha
untuk melanjutkan deregulasi pada periode ini semakin ditingkatkan dengan
tujuan utama meningkatkan efisiensi mekanisme pasar , khususnya yang berkaitan
dengan aspek moneter , kelancaran arus barang yang pada giliran berikutnya
diharapkan dapat meningkatkan produksi. Untuk memperbaiki pola unit produksi
yang membuat ekonomi biaya tinggi sehingga produk Indonesia kurang dapat
bersaing diluar negri , pemerintah memberlakukan kebijaksanaan 6 mei 1986.
Kebijaksanaan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi produksi dalam negri
dan daya saing barang ekspor bukan migas melalui pemberian kemudahan tata niaga
, fasilitas pembebasan dan pengembalian bea masuk serta pembentukkan kwasan
berikat.
J. Periode 1989/1990-1993/1994 (Repelita V)
Tujuan dari
Repelita V sesuai dengan GBHN tahun 1988 adalah pertama , meningkatkan taraf
hidup , kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat secara merata dan adil.
Selain itu meletakkan landasan yang kuat untuk tahap pembangunan berikutnya.
Pada pelita V prioritas diletakkan pada pembangunan bidang ekonomi. Sejalan
dengan prioritas pada pembangunan bidang ekonomi maka pembangunan dalam bidang
politik , sosial , budaya , pertahanan keamanan dan lain-lain makin
ditingkatkan agar saling menunjang sehingga lebih menjamin ketahanan nasional.
Sumber : Buku Perekonomian Indonesia, Penulis Drs. P.C Suroso, M.Sc ,
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Sumber : Buku Perekonomian Indonesia, Penulis Drs. P.C Suroso, M.Sc ,
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar